Rusia Bersedia Buka Blokade Pangan Ukraina Asal UE Cabut Sanksi Perang
Rusia menyatakan bersedia membuka blokade jalur laut bagi kapal pengangkut pangan asal Ukraina. Kabar ini disampaikan oleh wakil menteri luar negeri Rusia Andrei Rudenko, setelah pejabat Rusia menggelar konferensi pada Rabu (25/5/2022). Rudenko menjelaskan pembukaan koridor kapal Ukraina di pelabuhan laut hitam bisa segera terlaksana, apabila sejumlah sanksi yang dilayangkan UE dan sekutunya terhadap Rusia dicabut. Pihaknya juga menambah apabila keputusan ini disetujui oleh UE, maka kedua belah pihak akan sama – sama diuntungkan. Dengan begitu Ukraina juga dapat melanjutkan kegiatan ekspor pangannya melalui laut hitam.
"Kami telah berulang kali menyatakan pada titik ini bahwa solusi untuk masalah makanan membutuhkan pendekatan yang komprehensif, termasuk pencabutan sanksi yang telah dikenakan pada ekspor Rusia dan transaksi keuangan," kata Rudenko, dikutip dari Reuters. Sayangnya permintaan Rusia tersebut tak disetujui Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuding Rusia sengaja menggunakan pasokan pangan sebagai senjata untuk melepaskan diri dari sanksi perang serta melakukan pemerasan secara global.
Akibat dari blokade koridor kapal Ukraina, lebih dari 20 juta ton biji bijian saat ini tengah terjebak di lumbung penyimpanan dan terancam tidak bisa diekspor. Hal inilah yang memicu munculnya krisis pangan di pasar global, akibat berkurangnya pasokan makanan serta meroketnya harga pangan dunia. Sebagai informasi, Ukraina merupakan salah satu negara pengekspor pangan terbesar di pasar global, bahkan hampir sepertiga atau sekitar 19,39 juta ton gandum global, didapatkan dari ekspor Ukraina.
Namun setelah Rusia melakukan invasi dan penutupan akses impor kini jutaan orang dikawasan Afrika, Timur Tengah dan Eropa tak dapat lagi memperoleh pasokan pangan dari Ukraina.